Rapid Exit Taxiway Bandara Ngurah Rai
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (LPPNP) atau lebih dikenal dengan AirNav Indonesia cabang Denpasar Bali berencana mengembangkan Rapid Exit Taxiway (RET).
Pengembangan Rapid Exit Taxiway (RET) ini dilakukan untuk mengakomodasi lebih banyak pergerakan pesawat di bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang semakin bertambah padat.
Saat ini ada dua Rapid Exit Taxiway yang ada bisa melayani 27 pergerakan pesawat terbang selama satu jam. Jika ditambah, maka paling tidak ada 30 pergerakan pesawat terbang satu jam bisa terjadi.
Pada angka 27 pergerakan pesawat terbang per jam saja, menjadikan Bandara Ngurah Rai sebagai bandara komersial tersibuk di Indonesia. Hampir tiap dua menit ada pesawat terbang yang mendarat atau lepas landas.
Dikutip dari infopenerbangan.com, General Manajer AirNav Indonesia Cabang Denpasar Bali, Maskon Humawan menjelaskan, RET akan dikembangkan untuk mendukung target Kemenpar yang kekurangan 2 juta seat tahun ini.
Rapid Exit Taxiway (RET) itu akan mengakomadasi penambahan penerbangan dari luar negeri. Banyak yang minta masuk ke Bali jika infrastruktur Rapid Exit Taxiway itu bisa ditambah.
Rapid Exit Taxiway ini dibuat khusus agar pesawat bisa keluar dari landasan secara cepat. Begitu mendarat dengan kecepatan tinggi, pesawat terbang masih bisa keluar. Kalau sekarang harus berhenti pelan-pelan.
Dengan masuk ke apron pesawat secara pelan-pelan, maka membuat pergerakan pesawat terbang di landas pacu terbatas. Sedangkan pesawat terbang yang akan mendarat dan tinggal landas cukup banyak.
Minggu, 09 Juli 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar