Bandara Soekarno Hatta Terkenal Sering Delay
Jakarta Kondisi bandar udara (bandara) di Tanah Air saat ini dalam situasi mengkhawatirkan. Pasalnya hampir seluruh bandara mengalami kelebihan muatan (over capacity) seiring dengan pertumbuhan industri penerbangan yang rata-rata mencapai 14%-20% per tahun.
Direktur Pengembangan Public Privat Partnership (PPP) Bappenas, Bastary Pandji Indra mengaku, isu utama transportasi udara di Indonesia adalah permasalahan kelebihan muatan yang sudah terjadi di beberapa bandara. Bandara-bandara ini sebagian besar dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
"Permintaan penumpang tumbuh, tapi bandara banyak yang over capacity. Contohnya di Bandara International Soekarno-Hatta, Cengkareng yang terkenal suka delay," ungkap dia saat Diskusi Airport Development in Indonesia, Jakarta, Kamis (3/4/2014).
Menurut data Kementerian Perhubungan, kapasitas bandara yang berlokasi di wilayah Tangerang itu sudah terlampaui sejak 2003. Jumlah penumpang sudah mencapai 19,7 juta penumpang per tahun saat itu, sementara kapasitas tampungnya hanya 18 juta penumpang.
Namun pada akhir tahun lalu, jumlah pergerakan penumpang mencapai 62,1 juta atau meningkat 3,5% dibandingkan periode 2012 sebanyak 60 juta penumpang.
Data lain dari Airport Council International (ACI), Soekarno-Hatta tercatat sebagai bandara tersibuk ke-8 di dunia pada 2013. Posisi itu naik satu peringkat dari ranking sebelumnya yang berada di urutan ke-22 pada 2012.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk, John Scott Younger menyebutkan data ACI, Indonesia memiliki 22 maskapai yang mengoperasikan pesawat komersial, dan 35 maskapai mengembangkan bisnis pesawat carter.
Sehingga total maskapai melayani sekitar 400 penerbangan rute domestik dan internasional yang menghubungkan 121 kota di Indonesia dan 21 negara.
"Persoalan bandara menjadi salah satu problem mendesak yang dihadapi Indonesia saat ini terutama pemangku kepentingan terkait transportasi dan konektivitas antar kawasan. Jadi perlu dicarikan solusinya," ujar Younger.
Pembangunan dan pengembangan bandara di Indonesia, menurut Presiden Direktur PT Nusantara Infrastructure, M Ramdani Basri, perlu dilakukan mengingat negara ini tengah banjir kalangan menengah dengan pendapatan per kapita cukup tinggi.
"Pembangunan dan pengembangan bandara sangat berdampak terhadap ekonomi Indonesia, karena tak ada transportasi lain yang mampu menjangkau seluruh wilayah ini kecuali pesawat udara," tandasnya.
(Nurseffi Dwi Wahyuni)
Sumber : Liputan6
0 komentar:
Posting Komentar