Rabu, 26 November 2014

Maskapai Inginkan Ada Insentif Fiskal

Pemerintah diminta maskapai penerbangan agar segera mengabulkan permintaan insentif fiskal, agar siap berkompetisi dalam ASEAN Open Sky 2015. Salah satu yang diinginkan adalah usulan pembebasan bea masuk suku cadang pesawat dan peniadaan pajak pertambahan nilai (PPN) sewa (leasing) pesawat.

Menurut Ketua Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Muhammad Arif Wibowo, pemerintah diharapkan memberi dukungan pada industri di Tanah Air sebagaimana dilakukan oleh otoritas di negara-negara tetangga. Salah satunya adalah di Malaysia di mana, pungutan itu tidak dikutip dari maskapai penerbangan.

“Tentu kami menginginkan industri yang kompetitif, setara dengan negara lain di Asean. Ini kan dalam rangka Open Sky,” kata Arif seusai rapat di Kementerian Keuangan.

Pelaku usaha rupanya juga meminta pemerintah segera mencari jalan keluar atas mahalnya harga avtur selain insentif fiskal. Harga avtur di Indonesia membubung hingga 97 sen dolar per liter, 12% lebih mahal ketimbang harga di Singapura. Bahkan di Papua, harga avtur mencapai 115 sen dolar per liter.

“Dunia usaha memahami permasalahan yang melingkupi Pertamina satu-satunya operator penjual avtur menyangkut distribusi yang lebih rumit dari negara tetangga. Namun, Direktur Utama PT Citilink Indonesia ini menginginkan harga avtur di Tanah Air tidak berselisih jauh dengan harga produk serupa di kawasan asean,” katanya.

Arif menyebut, INACA dan pemerintah akan kembali menggelar rapat untuk merumuskan fasilitas fiskal dan nonfiskal yang patut diberikan kepada maskapai penerbangan dalam sepekan mendatang. “INACA tidak minta ada proyeksi. INACA ingin same level playing field, sama dengan negara lain,” sambung Ketua Dewan Pembina INACA yang juga Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Emirsyah Satar.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memberi isyarat akan mengabulkan permintaan INACA. “Kami punya semangat untuk menyelamatkan industri penerbangan. Nanti kami cari solusinya. Pajak nanti kami bereskan,” ujarnya.

Sumber: indo-aviation.com

0 komentar:

Posting Komentar