Rabu, 25 Mei 2016

Layani Penerbangan Haji, Garuda Operasikan 11 Pesawat



Direktur Utama Garuda Indonesia, M. Arif Wibowo menyebutkan, dalam pelaksanaan penerbangan haji tahun 2016/1437H ini, Garuda Indonesia mengoperasikan 11 pesawat yang terdiri dari empat pesawat B777-300 ER (kapasitas 393 seat), dua pesawat B-747 (kapasitas 455 seat) dan lima pesawat A330-360 (kapasitas 360 seat).
Dalam kaitan dengan pelaksanaan penerbangan haji tahun 2016/1437H ini, Garuda Indonesia menghimbau calon jemaah haji, bahwa demi keselamatan/keamanan penerbangan dan kenyamanan bersama – para jemaah dihimbau agar tidak membawa barang bawaan berbahaya (dangerous goods) ke pesawat, antara lain: kompor minyak, gas LPG, korek api, pisau, parang, gunting panjang, hair-spray atau parfum dalam tabung semprot, dan lain-lain.
“Barang-barang elektronika juga harus dilepas dari baterainya. Garuda Indonesia juga menghimbau para jemaah agar tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain untuk dibawa ke dalam pesawat. Hal ini perlu diingatkan kembali untuk mencegah (menghindari) adanya perbuatan (tindakan) dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata Arif.
Khusus mengenai barang bawaan, para jamaah haji diharapkan dapat mematuhi ketentuan yang disepakati antara Departemen Agama dan Garuda Indonesia, yaitu barang bawaan tidak melebihi berat 32 kg, baik saat keberangkatan menuju Jeddah atau Madinah maupun kepulangan ke Tanah Air. Barang bawaan tersebut terdiri dari koper, satu tas tentengan di kabin dan tas paspor. Garuda akan memberikan secara cuma-cuma lima liter air zam-zam kepada setiap jamaah di Bandara debarkasi Indonesia.
“Garuda Indonesia menyiapkan sebanyak 442 orang awak kabin yang 40 persen diantaranya merupakan awak kabin yang berasal dari daerah-daerah embarkasi. Tujuan Garuda Indonesia merekrut awak kabin dari daerah-daerah embarkasi tersebut adalah merupakan bagian dari “pelayanan” Garuda Indonesia kepada para jemaah – khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jemaah hanya mampu berbahasa daerah,” katanya.


sumber : indo-aviation.com

0 komentar:

Posting Komentar