Rabu, 03 Juni 2015

Bandara Adi Soemarmo Tiap Tahun Merugi

Bandara Adi Soemarmo
Bandara Adi SoemarmoBandara Internasional Adi Soemarmo Solo tiap tahun selalu mengalami kerugian. Sejak diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Maret 2009 lalu, bandara itu selalu merugi. Jika terus menerus merugi operasional Bandara Adi Soemarmo Solo terancam ditutup.

Dikutip dari suaramerdeka.com, menurut salah satu sumber internal di Bandara Adi Soemarmo yang tidak bisa disebutkan namanya, kerugian itu rata-rata Rp 20 miliar per tahun. Bahkan di 2014 merugi hingga Rp 26 miliar. Bisa saja bandara ditutup kalau selalu merugi. Tidak mungkin pemerintah selalu menanggung kerugian sebesar itu setiap tahun.

PT Angkasa Pura I secara rutin mengevaluasi Bandara Adi Soemarmo untuk menekan kerugian agar subsidi tidak terlalu besar. Bahkan di 2015 diminta untuk bisa BEP (break event point) atau setidaknya kerugiannya tidak terlalu besar, syukur-syukur bisa memberi profit. Namun permintaan BEP itu sulit direalisasikan dan kemungkinan kerugian bandara tidak jauh dari angka sebelumnya.

Menurut General manager Bandara Adi Soemarmo, Abdullah, pihaknya mengakui kesulitan mendatangkan maskapai untuk membuka jadwal penerbangan agar bandara bisa semakin ramai. Hingga saat ini hanya tujuh maskapai yang melayani penerbangan di bandara tersebut. Yakni, Garuda Indonesia yang melayani penerbangan lima kali sehari ke Jakarta, Sriwijaya Air juga melayani penerbangan ke ibukota empat kali sehari pulang pergi (PP). Penerbangan empat kali sehari ke Jakarta juga dilayani Lion Air.

Batik Air juga melayani penerbangan ke Jakarta satu kali sehari. Sementara Trigana Air dan Indonesia Air Transpot (IAT) melayani penerbangan ke Pangkalan Bun (Kalimantan) pada hari tertentu. Satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan internasional adalah Air Asia, dengan rute Solo-Kuala Lumpur (Malaysia) dan Solo-Singapura, masing-masing sehari sekali.

Jumlah jadwal penerbangan di Adi Soemarmo jauh sekali dibandingkan Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta dan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang yang fasilitasnya tidak sebaik bandara Adi Soemarmo Solo. Beberapa maskapai pernah membuka rute baru di Solo, namun beberapa bulan kemudian tutup karena sepi peminat.

0 komentar:

Posting Komentar