Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika semakin melemah. Kondisi nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat ini membuat khawatir Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA). Saat ini nilai tukar rupiah berada di angka Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat dan seandainya nanti sampai menyentuh Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat berarti berita buruk bagi maskapai penerbangan.
Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan membuat maskapai penerbangan tercekik lantaran biaya yang dikeluarkan akan semakin membengkak. Seperti diketahui, mayoritas pengeluaran maskapai penerbangan itu dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Contohnya adalah untuk membeli suku cadang pesawat, pembayaran sewa pesawat, hingga pembelian bahan bakar pesawat.
Menurut Tengku, untuk suku cadang pesawat saja sudah menyumbang 40 persen dari total biaya produksi yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan. Harga suku cadang yang didatangkan secara impor memang tidak mengalami kenaikan. Namun perusahaan penerbangan tetap perlu mengeluarkan dana lebih banyak karena pembayaran dalam bentuk dolar Amerika Serikat, sedangkan pendapatan maskapai penerbangan dalam bentuk rupiah. “Kalau rupiah nanti Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat, itu yang kami takutkan,” ujar dia.
Meskipun demikian, dia mengungkapkan bahwa INACA belum akan meminta Kementerian Perhubungan untuk menaikkan tarif batas atas penerbangan. Alasannya adalah karena tarif batas atas yang ada saat ini menggunakan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp 13.000.
Sumber: indo-aviation.com
Selasa, 10 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar