Infrastruktur Penerbangan Di Papua
Banyak pihak terutama pengamat penerbangan mengatakan infrastruktur penerbangan yang ada di wilayah Papua saat ini masih minim bahkan memprihatinkan. Padahal di wilayah Papua beroperasi cukup banyak maskapai penerbangan sipil seperti Cardig, Trigana, Susi Air, dan juga beberapa penerbangan perintis seperti MAF.
Pemerintah sebaiknya lebih banyak mengalokasikan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk meningkatkan kapasitas navigasi dan perbaikan infrastruktur bandara-bandara di Papua. Hal ini juga untuk menjamin tingkat keselamatan penerbangan di Papua.
Dikutip dari runway-aviation.com, pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, saat ini di Papua minim peralatan navigasi yang sangat dibutuhkan dalam penerbangan, padahal wilayah Papua memiliki frekuensi penerbangan yang sangat tinggi.
Kurangnya fasilitas infrastruktur penerbangan di Papua akan menimbulkan resiko yang tinggi. Selain itu, banyak juga bandara dan landasan pacu di wilayah tersebut yang kondisinya hanya sekedar ada atau ala kadarnya.
Papua menyimpan potensi besar dalam bisnis penerbangan. Sulitnya akses jalan darat membuat pesawat menjadi satu-satunya moda transportasi yang dapat diandalkan. Namun, hingga saat ini baru beberapa bandara di wilayah tersebut yang memenuhi standar, seperti Timika, Biak, Jayapura, Sorong, dan Merauke.
Selebihnya bandara di Papua tidak memiliki fasilitas pendukung yang lengkap terutama navigasi. Maka bisa dipastian mayoritas maskapai yang terbang di wilayah Papua mengandalkan sistem visual flight rules (VFR) yang sangat mengandalkan kondisi cuaca cerah untuk bisa beroperasi.
Kamis, 15 Oktober 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar