Kamis, 04 September 2014

Bandara Trunojoyo Siap Operasikan Penerbangan Komersial

Kepala Satuan Kerja Bandara Trunojoyo Dwi Ariyanto mengatakan bahwa bandara yang berada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, itu sudah siap secara teknis dalam mengoperasikan penerbangan komersial. Saat ini pihak bandara tinggal menunggu adanya maskapai penerbangan yang mau melayani penerbangan ke Sumenep.

“Kalau saja ada maskapai yang benar-benar siap menjadi operator penerbangan komersial dengan memanfaatkan Bandara Trunojoyo, saat ini pun sudah bisa dilakukan,” ujar Dwi Ariyanto di Sumenep, Rabu (3/9/2014), seperti dilansir oleh BeritaSatu.

Meskipun demikian, Dwi mengatakan bahwa Bandara Trunojoyo baru mampu melayani penerbangan dengan pesawat berkapasitas kurang dari 35 penumpang. “Landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo yang sepanjang 1.160 meter dan berkekuatan 12 PCN (pavement classification number), sudah layak dilalui pesawat berkapasitas 35 penumpang,” katanya.

Menurut Dwi, salah satu kekurangan yang dimiliki oleh bandara ini adalah kurang luasnya area parkir untuk pesawat. “Kalau ada maskapai yang menjadi operator penerbangan komersial dan menggunakan pesawat terbang ATR 42 dan sejenisnya, lahan parkir hanya cukup untuk satu pesawat tersebut,” ucapnya.

Padahal, kata dia, Bandara Trunojoyo sudah digunakan oleh Merpati Pilot School (MPS) sebagai markas untuk latihan bagi siwsa-siswa penerbang sejak tahun 2010. “Biasanya ada dua hingga tiga pesawat latih milik PT MNA (Merpati Nusantara Airlines) yang berada di Bandara Trunojoyo. Lokasi parkir pesawat di Bandara Trunojoyo memang agak terbatas,” paparnya.

“Secara umum, lahan yang sekarang menjadi lokasi Bandara Trunojoyo memang terbatas. Kami pun berpikir kalau ada program penambahan fasilitas di Bandara Trunojoyo, sebaiknya menyesuaikan dengan rencana induk saja alias ditempatkan di sisi utara,” katanya.

Sebelumnya maskapai penerbangan Trigana Air Service berniat melayani penerbangan dari Bandara Trunojoyo ke sejumlah kota, seperti Surabaya, Banjarmasin, dan Denpasar. Namun rencana ini ditunda oleh Trigana Air Service karena menganggap kondisi bandara belum siap untuk melayani penerbangan komersial.

Sumber: indo-aviation.com

1 komentar:

  1. BANDARA TRUNOJOYO PROYEK MERCUSUAR
    Sejak semula dan sampai kapanpun, saya yakin bahwa komersialisasi Bandara Trunojoyo Sumenep tidak akan berhasil. Kalau dapat dikata proyek bandara yang terakhir ini menghabiskan dana milyaran rupiah, hanyalah sebuah proyek mercusuar. Yaitu suatu obyek pembangunan yang tidak pro rakyat, obyek megah yang hanya memihak kepada kelas atas. Padahal sangat tidak mungkin proyek gagal itu akan menunjang pendapatan asli daerah. Apalagi jika dibandingkan dengan investasi yang ditanam.
    Keyakinan saya itu berdasarkan data sebagai berikut :
    Pertama, jumlah calon penumpang di Sumenep yang berkemampuan, sangat terbatas. Kecuali pada awal operasi untuk mencoba. Karena di Sumenep memang tidak ada suatu bidang usaha berskala besar. Jika yang diharapkan wisatawan dari luar daerah, Sumenep tidak memiliki obyek wisata yang memikat.
    Kedua, biaya operasional penumpang sangat besar, karena harus ditambah transport lokal. Dengan demikian bagi penumpang apabila harus menyediakan kendaraan pribadi di tempat tujuan, lebih baik naik kendaraan darat saja yang ke Surabaya bisa hanya ditempuh 3 jam. Sedangkan apabila naik pesawat, untuk sampai di Surabaya kota juga butuh waktu 3 jam.
    Ketiga, budaya masyarakat setempat -jika juga dibuka jalur ke Arjasa- dengan bawaan barang yang banyak, tidak mungkin menggunakan pesawat udara.
    Keempat, akibat penerbangan yang tidak menentu menyebabkan tidak terjadwal dengan baik. Sementara maskapai penerbangan bersifat komersial oriented, sehingga kontinyuitas routenya tidak terjamin. Bahkan maskapai akan sulit dikontrak, kecuali ada jaminan subsidi dari pemerintah kabupaten. Apabila bersubsidi, akan menyerap dana APBD berapa, demi sebuah proyek mercusuar ?
    Kelima, sebagai bandara masa depan yang butuh perpanjangan landasan, sangat tidak ideal. Hal itu mengingat kendala jalan raya dan pemukiman penduduk
    Demikian semoga Sumenep dalam kepastian.
    hmjn wan@gmail.com

    BalasHapus