Kamis, 14 Mei 2015

Strategi Garuda untuk Tingkatkan Jumlah Penumpang

Penumpang Garuda Indonesia
Garuda IndonesiaMaskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sedang lesu. Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi jumlah penumpang transportasi udara. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Garuda Indonesia sudah menyiapkan tiga strategi agar jumlah penumpangnya tidak menurun, malah terus mengalami peningkatan di tengah lesunya perekonomian nasional.

Menurut Direktur Niaga Garuda Indonesia Handayani, salah satu strategi yang diterapkan oleh Garuda Indonesia adalah menawarkan tarif penerbangan yang kompetitif untuk pemesanan tiket jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Jika ingin bepergian tentu harus plan a head, harus direncanakan dari jauh-jauh hari sehingga bisa mendapatkan harga yang terbaik. Karena semakin jauh hari pemesanan tiket, harganya tentu lebih kompetitif.

Selanjutnya, pihak Garuda Indonesia melakukan kerja sama dengan bank-bank penerbit kartu kredit, di mana pelanggan bisa mencicil pembayaran tiket enam sampai 12 bulan. Sebelumnya tiket penerbangan Garuda Indonesia hanya bisa dicicil dengan rentang waktu hingga tiga bulan.

Strategi ketiga yang diterapkan oleh Garuda Indonesia adalah melalui kerja sama dengan penyedia akomodasi, transportasi, dan wisata, sehingga memberikan kemudahan bagi para pelanggan untuk mendapatkan akomodasi, transportasi, dan paket wisata dengan harga terjangkau.

Langkah yang dilakukan oleh Garuda Indonesia itu sudah terbukti efektif dalam mempertahankan jumlah penumpang. Dalam kondisi ekonomi yang sedang lesu seperti sekarang memang ada golongan masyarakat yang menghentikan perjalanan bisnis sama sekali, tapi ada juga yang masih tetap optimis dan tidak menghentikan atau mengurangi perjalanan bisnis.

Dengan kondisi ekonomi nasional sedang kurang bergairah, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 11,3 juta di kuartal pertama 2015. Angka ini mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar US$ 168 juta pada periode yang sama tahun 2014. Performa gemilang Garuda Indonesia di kuartal pertama 2015 ini juga bisa dikatakan cukup mengagumkan karena kuartal pertama biasanya sepi penumpang.

0 komentar:

Posting Komentar